10 Ciri Hati yang Bersih – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama
Wahai Mukminin! Hati yang bersih (Qolbun Salim) memiliki ciri-ciri. Ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa itulah hati yang bersih, dan menunjukkan keselamatan, kejernihan, dan kesuciannya. Dahulu Nabi kita ‘alaihis shalatu wassalam mengucapkan dalam doa beliau, “Dan aku memohon hati yang bersih kepada Engkau, ya Allah.” Hati yang bersih itu, wahai Mukminin, ada ciri-cirinya, dan di antara ciri-cirinya adalah:
(PERTAMA)
Hati itu meninggalkan kesenangan dunia, menghindarinya, dan tidak tertipu olehnya, serta mengetahui hakikat sifatnya, yang merupakan negeri yang fana dan akan sirna, dan akan lenyap, serta tidak kekal. Sebagaimana ucapan Ali radhiyallahu ‘anhu,”Sesungguhnya dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan mendatangi, dan keduanya memiliki anak, maka jadilah kalian anak-anak akhirat, dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia, karena sesungguhnya hari ini yang ada adalah beramal dan tanpa hisab (perhitungan), sedangkan esok hanya ada hisab tanpa ada kesempatan beramal.” Dan di antara ciri hati yang bersih selanjutnya:
(KEDUA)
tujuannya hanya satu, yaitu untuk meraih ridha Allah, dan menjauhi murka-Nya. Kemudian, ciri hati yang bersih lainnya, wahai para hamba Allah,
(KETIGA)
adalah ia jauh dan selalu berusaha menjauh dari segala maksiat, dosa, bid’ah, dan perbuatan haram. Allah Ta’ala telah berfirman, “Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami, maka sungguh kami pasti memberi mereka petunjuk (kemudahan) menuju jalan-jalan kami, dan sungguh Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Ciri hati yang bersih lainnya, wahai para hamba Allah adalah,
(KEEMPAT)
perhatiannya terhadap koreksi amal, lebih besar daripada perhatiannya pada amalan itu sendiri.
(KELIMA)
Beramal ikhlas karena Allah,
(KEENAM)
jujur serta tulus kepada Allah Jalla wa ‘Ala,
(KETUJUH)
sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah,
(KEDELAPAN)
penuh penghayatan atas karunia Allah yang diberikan kepadanya,
(KESEMBILAN)
selalu merasa kurang optimal dalam menjalankan kewajiban dari Allah,
(KESEPULUH)
dan selalu berusaha melatih diri dalam ketaatan kepada Allah.
Wahai Mukminin, para hamba Allah, demikianlah seharusnya seorang mukmin; selalu memperhatikan hatinya, senantiasa memperbaikinya, selalu berusaha menyucikan dan membersihkannya.
================================================================================
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ وَلِلْقَلْبِ السَّلِيمِ عَلَامَاتٌ
عَلَامَاتٌ تَدُلُّ عَلَيْهِ
وَتَدُلُّ عَلَى سَلَامَتِهِ وَنَقَائِهِ وَزَكَائِهِ
وَقَدْ كَانَ نَبِيُّنَا عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَقُولُ فِي دُعَاءِهِ
وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا
وَالْقَلْبُ السَّلِيمُ مَعَاشِرَ الْمُؤْمِنِيْنَ لَهُ عَلَامَاتٌ
وَمِنْ هَذِهِ الْعَلَامَاتِ
أَنْ يَكُونَ قَلْبًا مُتَرَحِّلًا عَنِ الدُّنْيَا
مُتَجَافِيًا عَنْهَا غَيْرَ مُغْتَرٍّ بِهَا
عَالِمٍ بِحَقِيقَةِ حَالِهَا
وَأَنَّهَا دَارُ الْفَنَاءِ وَالزَّوَالِ
وَأَنَّهَا مُرْتَحِلَةٌ وَلَيْسَتْ بَاقِيَةً
كَمَا قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
إِنَّ الدُّنْيَا إِرْتَحَلَتْ مُدْبِرَةً
وَالْآخِرَةُ إِرْتَحَلَتْ مُقْبِلَةً
وَلِكُلٍّ مِنْهُمَا بَنُوْنَ فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ
وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا
فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ
وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلَ
وَمِنْ عَلَامَاتِ الْقَلْبِ السَّلِيمِ
أَنْ تَكُونَ هِمَّتُهُ وَاحِدَةً وَهِي نَيْلُ رِضَا اللهِ
وَالْبُعْدُ عَنْ مَسَاخِطِهِ جَلَّ فِي عُلَاهُ
وَمِنْ عَلَامَاتِ الْقَلْبِ السَّلِيمِ عِبَادَ اللهِ
بُعْدُهُ وَمُجَاهَدَتُهُ لِلْبُعْدِ عَنِ الْمَعَاصِي وَالْآثَامِ
وَالْبِدَعِ وَفِعْلِ الْحَرَامِ
وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
وَمِنْ عَلَامَاتِهِ عِبَادَ اللهِ
الْعِنَايَةُ بِتَصْحِيحِ الْعَمَلِ أَكْثَرَ مِنَ الْعِنَايَةِ بِالْعَمَلِ نَفْسِهِ
إِخْلَاصًا لِلهِ
وَصِدْقًا مَعَ اللهِ جَلَّ وَعَلَا
وَنُصْحًا فِي عِبَادَةِ اللهِ
وَاسْتِشْعَارًا لِمِنَّةِ اللهِ عَلَيْهِ
وَاتِّهَامًا لِلنَّفْسِ بِالتَّقْصِيرِ فِي جَنْبِ اللهِ
وَمُجَاهَدَةً لَهَا فِي طَاعَةِ اللهِ
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ عِبَادَ اللهِ
وَهَكَذَا يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ الْمُؤْمِنُ مُعْتَنِيًا بِقَلْبِهِ
عَامِلًا عَلَى إِصْلَاحِهِ
مُجْتَهِدًا فِي تَزْكِيَتِهِ وَتَنْقِيَتِهِ